PENDAHULUAN
Berangkat
dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk
memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap
pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis
menyusun proposal pengembangan usaha jamur tiram ini. Pengembangan usaha
ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih
sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya
investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana
utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional
usaha.
.
Sekilas tentang Saus
Saus merupakan produk olahan dari
tepung tapioka dan parutan singkong (limbah singkong) yang ditambahkan cabai,
penyedap perasa, pemanis dan pengawet.
Latar Belakang
Pemilihan
bentuk usaha pengolahan saus ini dilatarbelakangi oleh :
v
Pemanfaatan limbah singkong (parutan singkong) dengan sebaik-baiknya sehingga
memiliki daya jual,
v
Saus merupakan salah satu produk yang sering dikonsumsi manusia dengan
ditambahkan pada makanan sperti bakso dan mie ayam, jadi saus merupakan salah
satu kebutuhan manusia,
v
Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.
v
Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia
bisnis.
Visi
Menjadi
industri pengolahan saus yang didukung masyarakat dengan kulitas yang baik dan
halal
Misi
1. Menciptakan
lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran
2. Miningkatkan
produk dan mengefisiensikan produk dalam memenuhi kebutuhan konsumen
3. Memanfaatkan
sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia
4. Mensukseskan
pembangunan nasional dibidang agroindustry
5. Mencari
keuntungan semaksmal mungkin dengan meminimalkan biaya tanpa mengurangi kualitas
produk yang dihasilkan
ANALISIS PASAR
Deskripsi
produk
Produk yang dihasilkan berupa :
-
Saus sambal dan saus tomat
Prospek
Pasar
Saus memiliki prospek pasar yang jelas karena
sebagian besar manusia membutuhkan saus untuk menambah selera dan rasa makanan.
Dengan adanya pengolahan saus ini diharapkan akan bias memenuhi kebutuhan saus
di daerah Temanggung.
Kebutuhan
dan Kecenderungan Pasar
Kebutuhan
akan saussudah tidak diragukan lagi terutama bagi pedagan-pedagang makanan
pinggir jalan maupun keliling. Permintaan pasar untuk produksi saus masih
tinggi.
Target
Pasar
Target
daripada pemasaran saus akan dilakukan dengan pemasaran di pasar daerah Temanggung.
Melalui \agen-agen yang kita pilih untuk pemasaran ini, dan akan dilakukan
promosi berkeliling untuk memperkenalkan produk ini pada masyarakat Temanggung.
Proyeksi
Pengembangan Usaha
Usaha
ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun
usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan
ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan pengolahan saus ini akan dibagi dalam
tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan
tahap industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut
adalah sebagai berikut :
A. Tahap Industri Kecil Awal
- Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh
- Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil pengolahan
- Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
- Penambahan tenaga kerja.
- Pencarian investor
Tahap
industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil
yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal
diperkirakan berkisar antara 25 hingga 100 juta rupiah.
B. Tahap Industri Kecil
Lanjut
Tahap
ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan
dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah
industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan
badan usaha. Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai
dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R
& D dan administrasi.
Tahap
industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri
menengah. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini
diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.
C. Tahap Industri Menengah Nasional
Secara
umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari
sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup
kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap
sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.
ANALISIS OPERASIONAL
Lokasi
Produksi
Lokasi usaha terletak di Desa
Dlimoyo, Ngadirejo, Temanggung,
Proses
Produksi
Proses produksi dijelaskan dalam
bagan sebagai berikut :
Investasi Yang Dibutuhkan
Investasi
awal yang dibutuhkan adalah sebesar 30 – 100 juta rupiah. Investasi diperoleh
dari beberapa investor.
Rancangan produksi
Sebagai
gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan
kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini telah tersedia sehingga investasi
yang ada akan difokuskan untuk biaya operasional usaha.
Profil dan Struktur Kepengurusan
Struktur kepengurusan dibuat
sesederhana mungkin sehingga selama tahap industri rumah tangga, tiap pengurus
memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya adalah sebagai berikut :
- Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah.
- Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Direktur Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, memastikan produk berada dalam kondisi baik.
- Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas melakukan analisis keuangan dan memiliki pertanggungjawaban penuh pada pengaturan arus pengembalian modal dan pembagian keuntungan pada investor. Bersama dengan manajer lainnya juga berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap.
Dalam target jangka panjang, setelah
memasuki tahap industri menengah, susunan kepengurusan akan disempurnakan
dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi
produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu
menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan
yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas
produksi berjalan.
ANALISIS KEUANGAN
A. Analisis Biaya dan Pendapatan (Skala Produksi 18000 log)
1. Modal tetap2. Biaya Penyusutan
Nilai ekonomis lahan dan peralatan : 2 tahun
Rp. 5.000.000 : 4 = Rp. 1.250.000
3. Modal kerja (Biaya operasional)
b. Gaji pegawai
jumlah total gaji perbulan = Rp.3.000.000,00
c. Utilitas
4. Total Modal = Modal tetap +modal Kerja
= Rp. 5.000.000 + Rp. 18.395.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 250.000
= Rp. 26.645.000
5. Pendapatan kotor
Produksi jamur (kegagalan 20%) = 14.400 log x 0,5 kg = 7.200 kg
7.200 kg @ 5000 = Rp. 36.000.000
6. Biaya Produksi = Biaya penyusutan + modal kerja
= Rp. 1.250.000 + 18.395.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 250.000
= Rp. 22.895.000
7. Pendapatan bersih (Net Profit) = pendapatan kotor – biaya produksi
= Rp. 36.000.000 – Rp. 22.895.000
= Rp. 13.105.000
B. Break Event Point
BEP Produksi = Total biaya produksi / harga satuan
= 22.895.000 / 5000
= 4579 kg
Artinya pengolahan saus tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 4579 kg
BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi
= 22.895.000 / 7200
= Rp. 3179,86
Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila harga jual Rp. 3179,86 per kilo
C. Benefit Cost Ratio
BC Ratio = Rp. 13.105.000 / Rp. 26.645.000
= 0,5
Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha pengolahan saus adalah 0,5 di atas total biaya.
D. Masa Pengembalian Modal
Masa pengembalian modal = Rp. 13.105.000 + Rp. 1.250.000 x 100%
Rp.26.645.000
= 53,88 %
E. Pembagian keuntungan
Pembagian keuntungan bersih direncanakan adalah sebagai berikut:
Kepentingan sosial : 5% (zakat 2,5% + kepentingan sosial 2,5%)
profit
Pengembangan usaha : 25 % profit
Pengelola : 20 % profit
Dividen investor : 50 % profit (20% profit share ; 30% pengembalian modal)
PENUTUP